Terungkap Sosok Istri Cantik yang Tusuk Ketua DPRD Sampai Tewas, Begini Karir PNS-nya
TRIBUNNEWS.COM - Banyak yang penasaran bagaimana sosok Andi Erni Astuti, istri dari Ketua DPRD Kolaka Utara, Mussakir Sarira yang tega membunuh suaminya menggunakan pisau dapur.
Melansir dari Tribun Medan, Andi Erni telah ditetapkan sebagai tersangka setelah melaksanakan tindakan nekat alasannya ialah terbakar api cemburu pada suami.
Diketahui, pasangan suami istri ini sudah dikaruniai tiga orang anak yaitu, Ratu (11), Lady (10), dan juga Quen (9).
“Kabarnya dipicu oleh kehadiran orang ketiga,” kata kerabat Musakkir, Rabu (18/10/2017) malam menyerupai yang dikutip Tribun Medan dari SultraKini.com .
Andi Erni sendiri ialah pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Dinas Kesehatan Kolaka Utara yang menjabat kepala bagian.
Pada awalnya keluarga korban mengaku luka tusuk pada perut korban tersebut diakibatkan oleh terjatuh di kamar mandi.
Namun, polisi tidak mampu memercayai hal tersebut begitu saja.
Setelah melaksanakan penyelidikan, Polres Kolaka pun menetapkan istri korban sebagai tersangka pembunuhan suaminya.
Sebelumnya, memang terjadi pertengkaran mahir antara korban dan istri.
Saat kejadian, Musakkir Sarira ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar mandi rumah dinasnya. pada Selasa (17/10/2017).
Melansir kembali dari Tribun Medan dalam keadaan bersimbah darah, politisi PDI-P yang gres saja menunaikan ibadah haji bersama istrinya tersebut kemudian pribadi dilarikan ke RSUD Kolaka Utara.
Namun, alasannya ialah tidak ada Dokter Ahli Bedah ketika itu, korban terpaksa dirujuk ke RSUD Kolaka yang jaraknya sekitar 150 kilometer.
Korban pun meninggal di perjalanan alasannya ialah kehabisan darah.
Erni sendiri mengaku melaksanakan perbuatan nekat tersebut alasannya ialah cemburu pada suaminya yang dipicu oleh kehadiran orang ketiga.
Dikabarkan Erni membabi buta menikam suaminya alasannya ialah murka tidak sudi dipoligami dan pelaku telah diamankan pihak kepolisian setempat.
Hal serupa diungkapkan oleh Sekretaris DPD I PDI-P Sultra, Litanto, mengaku bahwa mendapatk keterangan dari keluarga bila korban dan istrinya sering cekcok.
"Memang suka cemburu buta istrinya. Almarhum terima telpon selalu dicurigai dengan perempuan lain. Peristiwa ini sangat saya sesalkan," tuturnya dihubungi via telpon, Kamis (19/10/2017).
Bahkan sebelum berangkat haji dikatakan istrinya sempat meminta cerai, namun ditolak almarhum alasannya ialah memikirkan anaknya.
Ia menyesalkan kenapa istri korban harus melaksanakan penganiayaan sampai menimbulkan Ketua DPD II PDI-P tewas.
"Yang jelas, kami PDI-P Sultra sangat kehilangan kader terbaik. Saya sama-sama almarhum sudah 30 tahun berkarir di PDI-P dari bawah, jadi terang saya sangat kehilangan sobat yang penuh dedikasi," ungkapnya.
Litanto juga mengaku dirinya dan almarhum terakhir berkomunikasi dengan korban beberapa hari yang lalu.
Dalam obrolan tersebut mereka memiliki rencana pada hari Rabu depan mereka akan bertemu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Jakarta.
"Sudah saya hubungi terkait kabar sedih ke Pak Mendagri dan dia sangat kaget."
"Padahal kami sudah janjian mau bertemu Pak Menteri. Tapi Allah lebih dulu memanggil beliau," ungkapnya ketika menghadiri pemakaman Ketua DPRD Kolaka Utara.
Sementara itu, salah seorang kerabat almarhum yang meminta namanya dirahasiakan menuturkan, sebelum penikaman, pasangan suami istri itu sempat cekcok.
"Pas Pak Ketua mau keluar dari kamar mandi, tiba-tiba istrinya datang menusukkan pisau di perutnya Pak Ketua."
"Almarhum masih sadar dan istrinya bawa masuk dalam kamar dibaringkan di ranjangnya, dokter dari RSUD Jafar Harun dikontak untuk memeriksa dan disuruh bawa ke rumah sakit untuk ditangani medis," tuturnya.
Pertengkaran keduanya sering terjadi. Bahkan, sang istri sering melaksanakan kekerasan terhadap suaminya.
Namun almarhum tetap mempertahankan rumah tangganya alasannya ialah memikirkan tiga anaknya yang masih kecil. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)
Komentar
Posting Komentar